galeri

REMANG YANG JARANG DIPANDANG

12.20

Minggu 03 Desember 2017 16.50

Sore yang cerah ini enaknya bersantai, menatap langit yang perlahan memudar, memandang matahari yang kian tenggelam. Di saat orang-orang di perkotaan sedang berperang melawan macetnya jalan, sumpeknya udara, dan bisingnya kendaraan. Gua hanya terduduk, melihat orang lalu lalang pulang ke rumahnya, sambil berkata “wkwkwk, kasian banget, pasti cape tuh orang”.

                —kata-kata lu bagus bang, tapi kok di akhir gitu lu bang

Pasti kalian bingung kenapa tiba-tiba bahasa gua bagus laksana manusia berpuisi ria, niscaya kalian terheran-heran kan? Hahaha haha uhuk.

                —bisa biasa aja gak bang bahasanya, nyusahin yang baca tau

Oke sori, gua lagi merasa mewah tenang kalo mandang langit. Karena gua buat tema postingan baru, yaitu galeri. Ya ini juga sebagai penyalur bakat gua yang suka foto sesuatu. Sayang kalau foto bagus cuma disimpan, mending dibagi. Apalagi kalo laki-laki kan, suka dibagi, terutama yang HD.
...



Galeri pertama kali ini seputar kemegahan dan kebesaran ciptaan Tuhan, yaitu langit. Terus apa hubungan langit sama judul postingan ini? Karena langit ada keadaan saat siang dan malam, jadi gua pakai kata “remang”, kenapa ada kata “jarang dipandang”? Sebenernya karena gua di perkotaan, kadang gua mikir kenapa orang-orang rela cape-capean ngurusin dunia.  Anggapan kalo perkotaan adalah siangnya tempat mencari dunia, malamnya terlelap. Sekali-kali lah liat ke langit, cari ketenangan daripada liat ke dunia mulu, mungkin maksud gua sekali-kali pikirin akhirat, jangan dunia mulu. Kita sering diceritakan kalo orang kota sibuknya seperti robot, akan berhenti kalau energinya habis. Kebanyakan mereka tak menyadari adanya ketenangan yang selalu mengikuti mereka, salah satunya ketenangan memandang langit.

Gua sejak kecil suka banget hal-hal berbau astronomi. Gua paling antusias pas pelajaran mengenal benda-benda langit. Meskipun latar belakangnya remang, bisa melihat kilauan warna yang gak ada di bumi rasanya menentramkan. Beda gak kayak zaman dulu, mungkin karena majunya perkotaan, sekarang kilauan langit malam agak susah dinikmati. Alasannya karena ada polusi cahaya. Beruntungnya yang tinggal di pedesaan, gua pernah ngalamin masa kecil pas di kampung, memandang susunan bintang dilangitnya malam melebihi banyaknya taburan mecin ketombe di iklan sampo.

                —kayaknya lu kelamaan curcolnya sudah bang

Ya, intinya kita bersyukur bisa menikmati langit remang yang masih bisa menurunkan hujan, yang masih bisa mengalirkan kesejukan angin, yang masih bisa berganti warna, yang bisa menyediakan cahaya yang bermacam-macam. Bersyukurnya jangan cuma di pantai atau di gunung saja, dah terlalu biasa foto dengan latar belakang langit di situ. Bersyukur itu harus di mana saja, karena Tuhan gak cuma ngawas dirimu di satu tempat. Lanjut kita lihat kumpulan galeri mantep gua :


Foto menara di atas sebenernya ga dipotret lewat atap masjid, ya karena rumah gua yang pas sampingnya. Gak cukup satu foto, gua buat kompilasinya di mari:


                —Niat amat bang motretnya dari awal dibangun, jangan cuma moto doang, kunjungi juga lah

Jika kalian penasaran ama menaranya dan ingin berkunjung, bisa terjun kesini saja.
...



Bersyukurlah kalo kalian punya rumah dengan bagian atas yang cukup untuk berpijak, selain bisa puas memotret dan memandang keindahan langit, kalian juga bisa buat bercocok tanam. Kapan lagi kan apalagi lahan ibukota yang terbatas. Sebenernya gua pengennya dibuat helipad, tapi ya bagaimana lagi ga punya helinya juga.


Kesegaran awal hari gak cuma udaranya aja, tapi juga view yang juga menyegarkan hati. Apalagi kalo berawan, bikin pikiran juga teduh. Jadilah orang yang gak ngeluh liat awan di pagi hari, ”Aelah mau berangkat malah mau ujan”. Karena gak semua orang bisa punya kesempatan memandang keteduhan langit pagi di esok hari.


Sore hari emang pas waktunya buat istirahat setelah bekerja. Dalam keremangan langit senja dan warna jingga menutupi gedung kota, yang hangatnya melebihi segelas teh atau kopi yang menemani waktu istirahat. Ah, setitik nikmat yang sering dilewatkan manusia yang sibuk dalam perjalanan pulang rumah.

                —Jadi intinya lu ngelarang orang buat pulang ke rumah pas sore-sore?


Jangan lupakan remang langit malam. Memang gak akan sesegar langit pagi dan sehangat langit sore, tapi sebanding ama yang diberikan : keheningan. Gua gak jamin sih kalo ada sunyi di malamnya perkotaan, yang pasti ada saat-saat di mana kita bisa menikmati keindahan ibukota tanpa kebisingan dan polusi (kecuali polusi cahaya sih). Ini serius, cuma waktu begini kalian bisa merasakan nikmatnya tinggal di perkotaan.

                —lebih mantep lagi kalo bisa nikmatin langit di atas rumah atau gedung

Keheningan langit malam cocok buat kalian untuk yang ingin menenangkan diri mencari inspirasi. Tapi langit malam gak selamanya bikin tenang, karena pas gua kecil (sori agak horor nih), gua pernah main di lapangan bareng temen gua di malam terang bulan. Lagi asyiknya main, tiba-tiba ada satu temen gua teriak-teriak gak jelas sambil lari-lari. Kalian tau apa yang dia teriakin? Dia teriak sambil ngeliat bulan: Oi... liatin gua nih.... bulannya ngikutin gua!. Seketika temen gua yang lain teriak dan lari-lari juga: Apaan! Bulannya yang ngikutin gua bukan lu...!. Gua hanya terdiam ngeliatin bulan yang terang itu: Perasaan bulannya diem-diem aja, teman gua pada gila ya. Tapi setelah gua berpindah tempat, gua mikir lagi: kok bulannya ikut gerak?!. Ya akhirnya gua juga ikut-ikutan jadi gila. Dan saat itu permainan malam pun bubar setelah gua dan temen-temen gua disambitin satu-satu ama orang tuanya.


                —kebiasaan lu bang, tiap kali cerita endingnya ngerusak bang

Ya intinya, selain ketenangan malam, kadang kita disajikan kilauan benda angkasa saat langit cerah. Hampir semua orang bilang kalo bulan itu indah, meskipun tampangnya belepotan kalo dizum, tetap saja sinarnya indah dan menenangkan, apalagi ditambah taburan biji wijen cahaya bintang. Cuma ada benda angkasa yang bikin penasaran karena belum pernah gua liat, yaitu memandang hujan meteor, komet, atau benda langit yang jatuh ke bumi. Gua ga bisa ngebayangin indahnya kayak gimana.

                —air ujan kan juga benda langit yang jatuh ke bumi kan bang

Gak cuma berbagi hasil potret, gua juga akan berbagi tips dalam mengabadikan keremangan langit ke dalam sebuah foto. Langsung saja di mari:

Pertama, pastikan Anda berada di bumi, karena pemandangan langit agak berbeda kalau Anda berada di planet di luar bumi.

Kedua,  pastikan Anda memiliki kamera meskipun hanya lewat Hp. Kalau gak punya juga gak apa-apa, karena kamera dengan memori terbaik adalah mata dan otak kita sendiri.

Ketiga, cari tempat yang pas supaya tak banyak menghalangi. Seperti lapangan atau di atas bangunan. Catatan kalo Anda mau motret di atas bangunan, pastikan bangunan itu milik Anda atau izin dahulu ke pemiliknya. Jangan sekali-kali motret di atas menara listrik, karena Anda akan dikira sebagai pegawai PLN atau di cari polisi karena kasus percobaan bunuh diri.

Keempat, selain tempat, waktu motret perlu diperhatikan. Karena ini berhubungan kemampuan kamera yang hanya bisa menangkap cahaya. Khususnya saat memotret keremangan langit malam bisa diatur agar kamera mengambil cahaya sebanyak-banyaknya. Situasi memotret juga gak kalah penting, karena momennya hanya sebentar saja. Saat memotret di sarankan posisinya landscape atau dengan fitur panorama secara horizontal, plus multiple shutter biar gak ada momen tersembunyi yang kelewatan. Boleh juga ditambah dengan objek manusia biar terkesan alami. Terus gak usah pakai lampu flash, buang-buang energi aja.

Terakhir, setelah dipotret, tak ada salahnya memandang sejenak objek aslinya, sambil mengagumi ciptaan-Nya, membandingkannya dengan diri yang kecil ini, memikirkan kembali apa saja nikmat yang belum kita syukuri.

                —tipsnya cuma beberapa aja yang bener

Kelima tips memotret di atas berlaku di semua tempat, ga cuma di perkotaan saja. Ya selama hati meyakini Pencipta langit tinggi Yang Maha Tinggi, kesempatan memandang keindahan-Nya akan selalu ada.
...


Bonus gan:


“Kamera dengan memori terbaik adalah mata dan otak kita sendiri.” ~MNA, 2017

Tulisan Merepotkan Lainnya

2 Komentar

Budayakan berkomentar meskipun itu merepotkan

blog butuh kunjungan

Keluh Kesah Pembaca

Get this in Link