film

REVIEW ANIMASI UDON NO KUNI NO KINIRO KEMARI : Si Kecil Pembawa Masa Kecil

15.49

Sabtu, 20 Oktober 2018 10.56

Waaw, udah berapa lama gua gak liat ini blog, gua kira udah membusuk semua postingannya, ternyata masih hidup dan bahkan masih ada yang berkomentar, gua jadi terharu.

Apa-apaan lu bang ngilang hampir setahun tanpa jejak, dikira kau keturunan Avatar Aang bang? Minta maaf sana sama pembaca, itu pun kalo ada yang baca.

Sori ya buat semuanya, lagian napa lu kayak marah-marah sih, Bro? Gua kan pasti ada alasan lama menghilang, bukannya gua biasa ngeposting jarang-jarang kan, karena gua menitik beratkan pada kualitas postingan bukan kuantitasnya.

Eleh alesan. *pergi

Lagi pula maksudmu apa Bro, minta maaf sama pembaca kalo ada yang baca? Pasti ada yang baca lah, kan gua udah bilang ada yang komentar meski gua lama gak posting. Gua udah bales juga komen mereka meski telat. Gua berterima kasih sekali sama pembaca yang berkomentar meskipun merepotkan, jadi blog ini gak membusuk yang gua kira sebelumnya. Tolong maafin temen gua itu, kayaknya dia lagi bad-mood kali ini.
...


Oya, alasan gua menghilang selama ini ya biasa lah, sebagai mahasiswa tingkat akhir yang baik, gua menyibukkan diri dengan ngerjain dosen pembimbing skrispi —sengaja gua typo-in biar ga horor—. Skrispi itu beneran merepotkan, gua saranin kalian yang mahasiswa agar siapkan jauh-jauh banget hari menjelang skrispi, karena awalnya gua berpikir nulis skrispi seenak dan senyaman nulis postingan di blog, ternyata beda jauh. Kalo ga dikerjain, tiap hari bakal kepikiran melulu, apalagi kalo ada temen yang selalu nanyain kapan sidang, kapan lulus, dan temen jenis ini malah lulus duluan, lagian gua bingung kenapa skrispi harus dikerjain, kasian kan ga salah apa-apa malah dikerjain —sori jadi curhat, semoga aja temen gua ga baca ini—. Maka dari itu gua menyiasatinya pas nonton skrispi, gua sambil makan radio sama nulis nasi —sori juga ini salah ketik, sisa-sisa stress gua masih ada soalnya—.
...


Sekali lagi gua berterima kasih ke kalian para pembaca karena komentar-komentar kalian di blog ini yang membuat semangat menulis gua kembali, khususnya pas saat-saat sulit menulis skrispi. Kali ini gua akan kembali menyajikan review film animasi untuk mengobati rasa kangen kalian. Apah? Kalian ga kangen gua? Yah, setidaknya ama tulisan gua kalian kangen lah sedikit —maksa nih gua—.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Bisa kalian liat judulnya, gua akan me-review anime Udon no Kuni no Kiniro Kemari atau kalo dalam Bahasa Indonesianya berarti Udin mo Kesini eh ga jadi Kemari. Oke yang satu ini gua becanda —yah gak lucu kan, si Bro ngambek sih, biasanya kan kalo gua melucu dia langsung teriak nyeletuk—. Judul internasionalnya sih Poco’s Udon World, emang kebiasaan orang Jepang kalo buat judul panjang dan merepotkan, mungkin biar beda dan original, dan gak dipandang underrated kayak judul animasi Orange. Mirip banget sama postingan review sebelumnya Amaama to Inazuma, yang ada pemeran utama seorang laki-laki dewasa dan seorang anak kecil dengan kehidupan sehari-harinya. Gua agak lupa, mungkin di tahun terbitnya anime ini (2016) sedang booming-nya cerita parental dari sudut pandang laki-laki dewasa, gak hanya cerita yang mirip-mirip, dari segi karakter juga mirip banget, kalian bisa bandingkan kayak animasi Barakamon atau Usagi Drop yang rencananya gua mau tonton juga.

Fokus, animasi ini merupakan adaptasi dari komiknya dan cuma semusim tayang (12 episode). Sekilas anime ini bercerita tentang Souta seorang desainer web yang kerja di kota Tokyo pergi liburan musim panas ke desa kelahirannya di Prefektur Kagawa yang terkenal akan Udonnya. Tau kan mie udon? Lagi-lagi ngomongin makanan yah, nah kebetulan rumah orangtua Souta dulunya Warung Udon. Tapi sayangnya Souta gak tertarik melanjutkannya karena ada masalah dengan ayahnya selaku pemilik warung. Souta pun bertemu dengan seorang anak kecil di warung itu yang akhirnya Souta rawat dan diberi nama Poco. Keseharian bersama Poco membuat Souta selalu terkenang dengan masa lalunya di kampung halaman. Cukup lama di desa membuat Souta memutuskan hal terbesar dalam hidupnya serta akhirnya ia mengetahui kebenaran di balik pertemuannya dengan Poco.

Trailernya:


Sip, sebelum kita lanjut bahasannya, gua peringatkan kepada kalian yang belum nonton, tidak dianjurkan melihat bagian bocoran cerita, disarankan loncat langsung ke bagian visual di poin ke empat. Kalo ga mau, loncat dari gedung juga gak gua larang kok.

HIGH SPOILER! START

1. KARAKTER

|         Poco (baca: Poko)

Animasi ini memperkenalkan anak kecil sebagai pemanis cerita yang lagi-lagi dengan desain mirip animasi yang sebelumnya gua sebutin: anak rambut pirang dengan mata hijau besar. Anak ini bukan anaknya si pemeran utama, pertemuan dengan Souta di awali dengan tak sengaja —dan kampret—. Anak gemesin ini ketauan Souta kabur sambil meluk satu karung gandum dari warung Udonnya Souta! —terbukti penampilan bukan segalanya, badan kecil muka innocent tapi kelakuan perampok ternyata—.

Tapi tunggu dulu, anak ini baik sebenarnya, dia rampok karena kurang makan aja. Di pertemuan yang kedua sama Souta, Poco keliatan dia kayak anak hilang: baju lusuh, ga pake sendal, bau lumpur, dan kelaparan. Si Souta akhirnya rawat nih anak karena pas mau bawa Poco untuk dilaporin ke polisi terdekat, eh malah berubah jadi Tanuki (hewan Jepang yang mirip anjing-rakun) dan hampir ketauan orang-orang sekitar. Abis kejadian itu Souta buang tuh Tanuki, tapi esoknya si Tanuki mondar-mandir di depan rumahnya Souta yang masih shock —kalo di sini mungkin bakalan dibuat judul sinetron: Azab Seorang Pria Pembuang Anak, Rumah Pria Diteror Perampok Cilik si Siluman Rakun—.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Akhirnya Souta merawat nih anak karena kasian si anak —atau tanuki yang berubah jadi manusia— selalu kelihatan sendirian bahkan diburu para tetangga yang ngeluh ladangnya dirusak. Dilihat dari kelakuan Poco memang dia kayak bukan manusia, senyum lebar yang agak serem, jarang ngomong, suka makan mentah, kadang munculin kuping dan ekor berbulu saat jadi manusia, kayak orang lagi cosplay —terbukti lagi, penampilan bukan segalanya, badan kecil muka innocent tapi berjiwa hewan ternyata—.

FYI nih cerita tentang hewan yang berubah jadi manusia atau benda lain sudah biasa di dongeng atau legenda di Jepang sana, gak cuma tanuki aja, kadang kucing atau serigala —ada yang mau nambahin?—. Souta namain tuh anak Poco keinget sama kata-kata poko yang merujuk ke suara tanuki dalam Bahasa Jepang—CMIIW—, kata yang agak aneh ya untuk nama manusia, lagi pula Souta panik pas ditanya nih anak namanya siapa. Nanti tetangga keburu pada curiga kalau Poco anak hasil kekhilafan Souta, haha.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Agak mengejutkan kan? Kayaknya gak juga ya, di opening animasi ini udah bikin spoiler ada wujud tanuki sih. Plus di episode pertama ada petunjuk seorang biksu yang membeberkan ada banyak tanuki di daerahnya. Sebenernya ada yang lebih mengejutkan lagi selain Poco ternyata lebih dari sekedar hewan yang berubah jadi manusia —jangan kaget ya!—, yaitu dia ternyata cowok! Banyak yang menyesalkan kenapa kelakuan dan penampilan Poco padahal kayak perempuan —terbukti lagi dan lagi, penampilan bukan segalanya, badan kecil muka innocent tapi berjenis kelamin cowok ternyata! Eh tunggu dulu, bukannya ini sudah biasa ya?—.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Sebenernya balik lagi sih, Si Poco ini kan emang dari awal bukan manusia, jadi masih di ambang wajar, karena dia juga pasti baru pertama kali berinteraksi dengan manusia. Yang bikin gua terkesan ya Poco ini cepat beradaptasi layaknya anak manusia: suka bermain, makan, manja, suka pelajari hal baru, bahkan nge-fans dengan karakter TV kartun —mini serial yang khusus ditampilkan di tiap akhir episodenya—. Sekaligus kadang muncul sifat-sifat tanukinya. Perubahan Poco antara jadi manusia atau jadi hewan ini yang mengaduk unsur fantasi ke dalam cerita, dan juga konflik kecil bagi Souta untuk menutupi kebenaran tentang Poco dari orang-orang, yang membuat karakter Souta berkembang. Kehadiran Poco sangat berpengaruh ke cerita, orang sekitarnya bukan hanya mengagumi kelucuan Poco, tapi juga belajar dari tingkah Poco yang lugu bagai bayi tak berdosa.

|         Tawara Souta

Manusia 30 tahun ini emang udah gak muda, di saat orang umur segini udah mikirin berkeluarga, Souta malah adopsi Poco yang notabene bukan manusia. Tapi hikmahnya, Souta kadang mengingat kenangan masa kecilnya melakukan hal yang sama seperti yang Poco lakukan. Sepanjang cerita, Souta yang selalu membenci desa tempat orangtuanya tinggal, perlahan-lahan mengingat semua kenangan di desa yang akhirnya membuat Souta lebih dewasa, ya, semua ini berkat Poco.

Bukan hanya kenangan tentang keluarganya di desa yang teringat, bahkan kenangan tentang orang-orang desa khususnya teman-teman masa sekolah Souta menghiasi kesehariannya bersama Poco. Seperti bertemu dengan sahabat masa kecilnya, Nakaji, hingga dengan cewek teman sekolah, Manabu, yang pertama kali Souta taksir. Pertemuan dengan Manabu agak bikin desperate bagi Souta yang ketemuannya di mall. Saat Souta bawa Poco, eh Manabu juga bawa anak kecil, dua lagi! Dan itu anaknya! Yang pasti Manabu dari jaman sekolah sampai sudah menikah gak tahu kalau dulu pernah dilirik Souta. Meskipun begitu, Souta justru sering ngobrol bareng Manabu tentang pengalaman dan tips merawat anak. Dari sini gua berpesan jika kalian mengalami kegagalan asmara jangan sampai memutus silaturahmi sama orang yang ditaksir, karena siapa tahu nanti di masa depan malah jadi dekat karena anak yang kita asuh saling berteman —yah itu kan kalo punya anak, kalo enggak?—.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Berkat Poco, Souta memutuskan untuk menjaganya dan hidup di desa. Kebalikan dengan orang-orang biasa yang merasa hidup lebih enak dan mudah di perkotaan. Untung Souta memiliki bos Dahama yang pengertian, mendukung Souta bahkan menawarkan pekerjaan web yang dekat dengan desanya Souta. Mungkin niatnya membalas budi Souta yang sangat membantu perusahaannya. Waktu itu si bos ini juga yang nawarin kerja dan ngajakin kabur Souta ke kota, karena waktu itu Souta sempat membuat web tentang memancing dengan sahabatnya, dan si bos ini tertarik melihat potensi bakat Souta.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Oiya, Souta juga punya kakak perempuan, —akhirnya ada pemeran cewek beneran!— namanya Oishi Rinko. Dilihat dari nama belakangnya yang gak sama dengan Souta pertanda dia sudah menikah, dan lucunya dia masih belum siap punya anak. Pas dia menyusul ke desa, sosok Rinko agak kaku dan nyeremin buat anak-anak, termasuk Poco. Tapi ya tau lah Poco sendiri lama-lama akrab  sekali dengan kakaknya Souta. Di masa lalu sejak kematian ibunya, Rinko berusaha menggantikan posisi Ibu bagi Souta, tapi apa daya malah sebaliknya, dia menjadi sangat kaku dengan anak-anak. Melihat hubungan Souta-Poco membuat Rinko menyimpulkan kalau keluarga itu tak harus punya ikatan. Sehingga di akhir cerita, Rinko menemukan naluri keibuan dalam dirinya —ya kali, masa kalah sama naluri keibuannya Souta—.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

|         Shinobu Nakajima

Sahabat Souta sejak sekolah ini meskipun tampangnya sangar, giginya taring semua, suka berantem sama Poco terus, siapa sangka dia seorang dokter. Karakternya sebenarnya friend-care banget, sering membela Souta saat diganggu oleh teman-temannya, bahkan kalau ga salah dia pengen jadi dokter gara-gara Souta pernah kecelakaan. Nakaji ini sebenarnya berisik dan asik banget buat penonton, logat ngomongnya pakai kansai, kalau diibaratkan di sini seperti logat orang Betawi, nyablak aje. Di luar tampang yang super berani, tetap saja takut sama kakaknya Souta dan orangtuanya. Nakaji sering diisengin Rinko bahkan sampai dewasa, Nakaji juga takut —atau sangat respek?— sama orangtuanya, sampai sering ga pulang, apalagi saat ibunya selalu menyinggung soal perjodohan. Ya, sama kayak sahabatnya, Nakaji ini belum kepikiran nikah —bener-bener sahabat satu prinsip!—. Nakaji sempat ada masalah dengan ayahnya, namun lagi-lagi saat ayahnya Nakaji melihat sosok Poco, kembali teringat masa kecil Nakaji, yang akhirnya mendamaikan mereka. Nakaji yang sudah mapan bekerja, memiliki kebutuhan hidup yang serba cukup, di usianya yang sudah makin, ehem... tua, saat melihat Poco, Nakaji mulai berpikir untuk memenuhi kemauan orangtuanya yang ingin menggendong cucu. Lagian gak ribet juga, dapetin cucu kan gampang, tinggal di beli. Kalo repot yang kalengan, kan ada inovasi cucu yang sachetan —oke tolong abaikan, cucu woi bukan susu—.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

|         Nagatsuma Hiroshi

Karakter Hiroshi di sini paling kocak dibanding yang lain. Dia adalah rekan kerja Souta di bawah naungannya bos Dahama. Kelakuan dan nasibnya gilanya lah yang mewarnai kelucuan di dalam cerita. Hiroshi satu-satunya orang yang curiga banget sama Poco, ya karena selain Poco bukan anaknya Souta, dia juga sempat sekilas melihat kuping dan buntut Poco. Terus Hiroshi pernah naik sepeda dari kota Tokyo saat nyusul ke daerah kerja Souta yang baru di Shodoshima, yang terkenal dengan Angel Road-nya yang merupakan penghubung dua pulau yang terlihat saat air laut surut. Gila, gak patah tuh kaki. Nasib kocaknya berlanjut pas di sana banyak pasangan yang berlibur di pulau itu, pastinya Hiroshi agak depresi karena statusnya mirip sama Souta dan Nakaji —payah bener gitu doang depresi—.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Tingkah lucunya menjadi-jadi saat Hiroshi berkunjung ke rumah Souta dan Poco hampir terlihat wujud aslinya. Souta menjelaskan kalau menjadi yang berbeda itu tidak lah salah. Dan lagi-lagi, bikin Hiroshi teringat pas pertama kali kerja pada bos Dahama, dia suka dipandang berbeda oleh rekan kerjanya yang lain, untungnya bos serta Souta membelanya. Hiroshi akhirnya menyerah untuk mencari kebenaran tentang Poco dan memaksa Souta untuk membuat mi Udon setelah melihat warung tua di rumah Souta. Melihat Hiroshi dan Poco yang suka Udon, Souta akhirnya membuka resep keluarga dan dimulai lah acara masak di cerita ini!. Ekspektasi sih Udonnya akan jadi, tapi realitanya malah mirip mochi. Dan hal ini yang membuat Souta agak sedikit menyesali masa kecilnya yang jangan kan memperhatikan ayahnya membuat mi Udon, berbicara dan menghabiskan waktu bersamanya pun jarang.

2. CERITA

Souta saat remaja membenci desanya —biasalah remaja, egois dan labil— dan membuat Souta nekat ke Tokyo bekerja sebagai web desainer di bawah naungan bos Dahama setelah lulus SMA. Ayahnya yang mengharapkan Souta meneruskan usaha keluarganya terpaksa menyerah akan kemauan anaknya yang berseberangan. Souta dewasa kembali ke desa sebenarnya untuk menjual rumah peninggalan orangtuanya, karena kini Souta dan kakaknya sudah mandiri. Siapa sangka kembalinya Souta ke desa malah membuatnya betah di desa, ya siapa lagi kalau bukan karena Poco, merawat Poco membuat Souta lebih merasa nyaman dalam hidup, sekaligus ia menjadi mengerti perasaan ayahnya yang selalu mengkhawatirkan anaknya. Souta yang awalnya berpikir mengejar minatnya menjadi web desainer adalah jalan yang benar untuk membanggakan ayahnya, namun saat dewasa, Souta ragu apakah jalan yang dipilihnya saat remaja adalah benar atau salah, karena bahkan sampai ayahnya tiada, Souta merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya oleh ayahnya.

Menganggap Poco sebagai keluarga membuat Souta memilih untuk meninggalkan pekerjaannya dan menjadi freelancer di desa. Meskipun menemukan resep Udon dari sang ayah, belum terbesit di pikiran Souta untuk membuka kembali warung mi Udon Tawara milik keluarganya. Sudah banyak pelanggan dan tetangga yang menanyakan apakah akan ada rencana warungnya akan buka lagi.

Souta tau kalau dia tidak mungkin bisa bersama Poco dalam waktu yang lama, dia tau kalau cepat atau lambat kebenaran tentang Poco akan diketahui orang-orang, ataupun di saat Poco akan pergi meninggalkan semuanya. Namun yang pasti, keputusan Souta kali ini tidak seperti keputusan salah yang pernah ia buat dahulu, yaitu mulai menyukai dan menetap di desa tempat ia tumbuh dewasa.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Unsur fantasi di cerita ini menjadi-jadi menjelang akhir. Saat Souta, Poco dan Rinko berziarah ke makam orangtua mereka, Souta dan Rinko sama-sama melihat masa kecil mereka yang rasanya seperti nyata. Siapa sangka mimpi ilusi mirip realita itu dibuat sendiri oleh Poco. Juga saat semua orang mengunjungi festival kembang api, wujud cosplay setengah tanukinya Poco terlihat oleh semua orang! —wadoh super gawat nih—. Poco yang kabur segera di kejar Souta. Dan saat itu waktu seakan berhenti di saat Poco mulai membuat ilusi kembali kepada Souta. Poco memperlihatkan semua kenangan ayah Souta yang sempat terlupa oleh Souta, bahwa ayahnya tetap menyayangi anaknya meskipun jalan hidup Souta tidak sesuai keinginan ayahnya. Ditambah kebenaran lain dari kemunculan Poco adalah kecelakaan yang dialami Souta dahulu akibat menyelamatkan tanuki yang hampir tertabrak mobil di jalan. Ternyata Poco adalah tanuki yang diselamatkan Souta. Souta yang cedera kaki dan kepala membuat dia tak ingat akan hal itu.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Jadi Poco hadir di tengah-tengah kehidupan Souta adalah untuk membalas budi, sekaligus menyampaikan perasaan ayah Souta yang belum tersampaikan. Bagian ini menurut gua kayak cerita supranatural yang udah umum, di mana kehadiran sosok yang bukan manusia muncul ketika ada urusan yang belum terselesaikan di dunia, lalu akan pergi ketika sudah selesai urusannya. Begitu juga dengan Poco, setelah menyelesaikan misi untuk menyampaikan kenangan-kenangan masa lalu orang-orang khususnya Souta, Poco menghilang bersamaan dengan cahaya ilusinya yang perlahan-lahan ditelan oleh muram gelapnya malam.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Semua orang termasuk Souta sebenarnya berharap bisa selalu bersama dengan Poco. Kehadiran Poco seperti magnet mungil yang membuat Souta bertemu dengan orang-orang yang dulu dikenalnya di desa, sekaligus juga kenangannya. Yah, sesuai dengan judul yang gua pilih, Poco bagaikan anak ajaib yang membawa ingatan semua orang yang berada di sekelilingnya, Souta dengan kenangan bersama ayah dan Manabu, Rinko dengan kenangan bersama ibu, ayah Nakaji dengan kenangan bersama Nakaji, dan juga Hiroshi dengan kenangannya saat pertama kali bekerja dengan bos Dahama. Kehadiran Si kecil Poco pembawa kenangan tentunya akan selalu dikenang oleh orang-orang sekitarnya.

3. PESAN MORAL

Menurut gua fokus cerita lebih ke permasalahan keluarga, terlihat dari animasi ending-nya dengan musik melow yang khusus  memvisualisasikan masa lalu keluarga Souta. Premis ceritanya simpel sebenarnya, sang pemeran utama yang lebih mengejar mimpinya yang bertentangan dengan kemauan orangtuanya, ketika dewasa ketika mengingat kembali masa lalu itu, lalu dia akan menyesal dan memilih jalan hidup yang menurutnya benar. Di sini tipikal masalah coming-age banget, gak sedikit orangtua yang kurang setuju dengan jalan hidup yang ditempuh anaknya. Orangtua pasti khawatir anaknya yang kurang pengalaman hidup nanti jadi salah arah. Dari cerita Souta yang menyesal dulunya egois dan jarang menghabiskan waktu berinteraksi dengan ayahnya, ngajarin kita seenggaknya ngobrol dulu sama orangtua kalau ada keputusan yang kiranya berpengaruh ke masa depan kita. Lagian pengalaman orangtua lebih banyak daripada anak muda. Sayangnya kebiasaan anak muda jaman milenial, curhatnya bukannya ke manusia, eh malah ke sosmed.

Balik lagi ke cerita, di sini sekali-kali adegan flashback muncul menunjukkan setiap pemeran memiliki cerita masing-masing. Pesannya ya gak ada yang salah dengan sekali-kali melihat kenangan masa lalu diri atau orang lain, karena banyak pelajaran yang bisa di ambil. Ini masih terkait dengan orangtua yang pasti punya pengalaman masa lalu yang lebih banyak, jadi penting banget ngobrol minta saran sama orangtua atau orang yang lebih dewasa dan dekat dengan kita saat menimbang keputusan masa depan kita.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Gua udah bilang di tahun 2016 lumayan booming tayangan animasi yang ceritanya tentang parenting kayak gini. Khusus di cerita ini banyak pemeran orang dewasa yang udah mapan dan masuk usia nikah tapi belum kepikiran berkeluarga seperti kasus Nakaji atau Souta, kalau pun udah nikah tapi belum terlalu siap jadi orangtua seperti kasus Rinko. Seperti ada pesan tersembunyi buat menyindir orang kota khususnya di Jepang sana yang terlalu sibuk mementingkan karier sampai lupa berkeluarga, makanya jumlah penduduk sana malah berkurang. Memang kalo urusan berkeluarga agak merepotkan, harus benar-benar siap lahir batin. Berkeluarga juga gak semudah kayak kasus Souta, yang jadi orangtua tapi nge-skip proses nikahnya. Agak beresiko sebenernya misalkan kita gak nikah tiba-tiba bawa anak, orang-orang pasti nganggep kita kalo gak paedofil, pasti itu anak hasil khilaf —oke abaikan, suudzonnya keterlaluan—. Tapi pesan itu gak berlaku kalo di sini ya, orang kita mah harus dua-duanya, kerja jalan, nikah juga jalan —naik ojol napa, gak pegel tuh jalan mulu?—.

SPOILER END

4. VISUAL

Seperti kebanyakan animasi yang setting tempatnya di desa apalagi di musim panas, jelas secara wide visual pasti dimanjakan dengan visual yang cerah berwarna. Kecuali jika kalian nontonnya pake kacamata hitam, ya gelap lah. Beberapa visual agak redup muram apalagi saat kenangan masa lalu Souta muncul, tapi ini menurut gua pas ama ceritanya.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Anime ini sepertinya ada misi lain selain untuk hiburan, karena gua mengira ceritanya cuma dua tempat, di desa Kagawa sama kota Tokyo, tapi ada sedikit promosi wisata nya sedikit, jadinya kadang untuk memperpanjang cerita, ciri khas tempat itu ditampilkan. Contohnya Pulau Shodo (Shodoshima) dan kota tanuki Yashima, di sini cukup di explore pemandangan tempat wisatanya serta oleh-olehnya. Secara gak langsung kita kenalan sama destinasi wisata sana. Kapan ya Indonesia kayak gini, promosi wisatanya gak cuma konvensional aja, bahkan lewat produk kita yang dinikmati orang luar belum sepenuhnya mempromosikan negeri kita. Ambil contoh ya film Indonesia yang gua yakin di tonton minimal ama negara tetangga lah. Gua memperhatikan lumayan banyak film Indonesia, tapi setting ceritanya malah gak di dalam negeri. Kalau pun setting-nya di dalam negeri, tempatnya itu-itu aja, padahal Indonesia luas gan! Masa tempat suting seluas dan se-wondeful ini gak dimanfaatin?
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Di anime ini cukup berimbang antara porsi visual dekat dan jauhnya, hampir gak ada gambar 3 dimensi atau CG (Computer Graphic) bergerak yang bikin aneh dilihat. Kadang di saat-saat adegan humor art-nya berubah seperti komedi-komedi di komik.

5. AUDIO
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Jujur, menurut gua dari segi suara, masih biasa saja. Meskipun tidak mengganggu, backround music-nya tak terlalu istimewa, kurang berkesan. Yang berkesan hanya musik opening (S.O.S – Weaver) yang super semangat dan ending-nya (Sweet Darwin – GOODWARP ) yang melow dan menyentuh.
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

Stream Opening dan Ending :



Kesimpulan

Overall, anime ini salah satu rekomendasi banget untuk kalian yang mau punya anak tahu sudut pandang mengasuh anak dari pria serta cerita keseharian tentang ayah-anak dengan sedikit bumbu fantasi. Gua akan kasih nilai 85 dari 100 karena ceritanya sangat heart-warming dibanding animasi dengan cerita sejenis.
...


wah parah lu bang udah selesai aja, gua belum muncul nih

Lah lu kemana aja Bro, mau niruin gua ngilang hampir setahun?

Sori bang, sebenernya gua agak kebelet tadi bang, jadi gua kabur

Ya elah kirain lu marah-marah tadi. Minta maaf sana bikin salah paham aje. Kok lama amat ngilangnya lu?

Gua mampir sebentar ke kulkas bang, laper. Lain kali di isi napa tu kulkas udah kayak hati lu bang, kosong. Eh BTW tadi di kamar, buku skrispsi lu kesiram kaldu indomi kayanya

APPAH? Waduh! Yaudah, tolong Bro di urus sisa postingannya. *kabur
...


Hahaha, mamam tuh gua kibulin, lagian mentang-mentang pemeran utama muncul mulu di postingan, sekali-kali perbanyak jatah gua kek biar eksis. Oke pembaca, karena mau berakhir, kali ini gua yang ngasih bonus ama quote-nya sekalian. Thanks and see you on the next post!

Bonus :
review animasi udon no kuni no kiniro kemari

“Masa lalu yang buruk sebenarnya bisa di revisi, yaitu dengan mengulanginya tanpa bagian buruknya.” ~BRO, 2018
...

Credit Visual & Subtitle : wardhanime.net
Credit Content Review : Randi, Reva, Reno



Tulisan Merepotkan Lainnya

15 Komentar

  1. Terima kasih, silakan kalau mau nonton~

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Bisa si chuncyroll atau youtube. Tapi nemu juga di sini https://m.facebook.com/pg/PocosUdonWorld2016/videos/

      Hapus
  3. suka banget Ama cara nge review nya😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terima kasih banyak nih karena suka reviewnya. Semoga bermanfaat dan menghibur ya 😁

      Hapus
  4. Min,kira kira anime ini bakal di bikin Season 2nya gak ya?..soalnya lihat eps 12nya aj dh nangis..karna poco pergi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya gak sih, soalnya tujuan / misi dari si Poco udah selesai kan. Dan si karakter utama juga tetap jalani hidup meski tanpanya. Kalau pun ada S2 mungkin tanpa Poco hehe.

      Hapus
  5. Itu pas di scan akhir kan nenek yg tetangga souta nemuin tanuki apa itu poco bang? Trus kok ada tulisan di scan akhir Sampai berjumpa kembali apa bakal ada season 2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi memang Poco, karena sekilas suaranya mirip dia. Kalau scene tulisan jumpa kembali sebenarnya belum tentu season 2 sih, bisa jadi serial lain. Tergantung manga nya juga, apa endingnya sesuai anime nya. Tapi menurutku season 1 saja udah bagus banget endingnya. Karena scene para pengisi suara berterima kasih juga gua temui di Barakamon. Dan akhirnya mereka rilis serial prekuelnya bukan sekuel

      Hapus

Budayakan berkomentar meskipun itu merepotkan

blog butuh kunjungan

Keluh Kesah Pembaca

Get this in Link